Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia 2014-2018
Perkembangan
ekonomi suatu negara dapat diukur dengan pertumbuhan ekonomi, yang menunjukkan
pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang
waktu tertentu. Produksi tersebut diukur dalam konsep nilai tambah (value
added) yang diciptakan oleh sektor sektor ekonomi di wilayah bersangkutan
yang secara total dikenal sebagai Produk
Domestik Bruto (PDB). Dengan demikian, PDB
dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur kinerja perekonomian
suatu negara atau sebagai cerminan keberhasilan suatu pemerintahan dalam
menggerakkan sektor-sektor ekonomi.
PDB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu
harga berlaku dan harga konstan. PDB
atas dasar harga berlaku, sering disebut dengan PDB nominal yaitu nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam suatu periode waktu menurut harga yang berlaku pada waktu
tersebut. Sementara PDB atas dasar
harga konstan, sering disebut dengan PDB
riil merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga
pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDB atas dasar harga berlaku memperlihatkan struktur perekonomian berdasarkan
lapangan usaha. Sementara PDB atas dasar
harga konstan memperlihatkan tingkat pertumbuhan ekonomi sebagai refleksi
capaian yang diperoleh dalam pembangunan dalam jangka waktu tertentu.
Tingkat
pertumbuhan ekonomi dihitung dari PDB atas harga konstan, dimaksudkan agar
pertumbuhan ekonomi benar-benar merupakan pertumbuhan volume barang dan jasa,
bukan pertumbuhan yang masih mengandung kenaikan/penurunan harga. Saat ini
tahun dasar yang digunakan BPS dalam penghitungan PDB adalah tahun dasar 2010.
Dalam teori
penyusunan PDB terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu (a)
Pendekatan Produksi, (b) Pendekatan Penggunaan atau sering disebut sebagai
Pendekatan Pengeluaran, dan (c) Pendekatan Pendapatan. Publikasi ini menyajikan
PDB menurut lapangan usaha atau PDB dengan pendekatan produksi atau dalam kurun
waktu triwulanan.
Penyusunan PDB
triwulanan dimaksudkan untuk menyajikan data PDB yang dapat menginformasikan
keadaan perekonomian Indonesia dalam periode waktu yang lebih singkat yaitu triwulanan
serta penyusunan PDB triwulanan dilakukan karena melihat kenyataan bahwa
variabel-variabel seperti produksi, harga, dan lainnya dapat berubah secara
tajam dari satu triwulan ke triwulan lainnya. Hal ini mengakibatkan angka PDB
triwulanan menjadi hal yang diperlukan dalam mengevaluasi kinerja perekonomian
yang dapat disandingkan dengan variabel-variabel triwulanan yang lain dalam
suatu model ekonomi makro, terutama perubahan-perubahan jangka pendek.
Ruang lingkup untuk
masing-masing lapangan usaha dalam penyusunan PDB Triwulanan meliputi
1. Pertanian, kehutanan dan perikanan
2. Pertambangan dan penggalian,
3. Industri pengolahan,
4. Pengadaan listrik dan gas,
5. Pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang,
6. Konstruksi
7. Perdagangan besar dan eceran,
8. Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor
9. Transportasi dan Pergudangan
10. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
11.Informasi dan
Komunikasi
12. Jasa Keuangan dan Asuransi
13. Real Estat
14. Jasa Perusahaan
15. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
16. Jasa Pendidikan
17. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
18. Jasa lainnya
Pertumbuhan
Ekonomi Tahun 2014
Perekonomian Indonesia tahun 2014 tumbuh 5,02 persen melambat dibanding tahun 2013
sebesar 5,58 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Informasi
dan komunikasi merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumnuham tertinggi
sebesar 10,02 persen, diikuti oleh Jasa Perusahaan sebesar 9,81persen dan Jasa
Lainnya sebesar 8,92 persen. Struktur perekonomian Indonesia menurt llapangan
usaha tahun 2014 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu : Industri
pengolahan (21,02 persen); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (13,28 persen)
dan Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi Mobil-Sepeda Motor (13,38 persen).
Bila dilihat dari penciptaan sumber
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014, Industri Pengolahan memiliki sumber
pertumbuhan tertinggi sebesar 1,01 persen, dikuti Perdagangan Besar-Eceran;
Reparasi Mobil-Sepeda Motor dan konstruksi masing-masing sebesar 0,66 persen.
Pertumbuhan
Ekonomi Tahun 2015
Perekonomian Indonesia tahun 2015 tumbuh 4,79 persen. Pertumbuhan ini didukung
oleh hampir semua lapangan usaha, kecuali Pertambangan dan Penggalian yang
mengalami kontraksi 2,32 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 10,06 persen. Dari sisi
pengeluaran, pertumbuhan tertinggi ada pada komponen pengeluaran konsumsi
pemerintah sebesar 5,38 persen.Ekonomi Indonesia pada triwulan keempat 2015
mengalami kontraksi 1,83 persen dibanding triwulan sebelumnya. Menurut
Suryamin, dari sisi produksi, kontraksi ini terjadi karena efek musiman pada
lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Pertumbuhan
Ekonomi Tahun 2016
Perekonomian
Indonesia tahun 2016 tumbuh 5,02
persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Jasa Keuangan dan
Asuransi mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 8,90 persen, diikuti oleh Informasi
dan Komunikasi sebesar 8,87 persen, dan jasa lainnya sebesar 7,80 persen.
Struktur perekonomian Indonesia
menurt lapangan usaha tahun 2016 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu
: Industri pengolahan (20,51 persen); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (13,45
persen) dan Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi Mobil-Sepeda Motor (13,19
persen).
Bila dilihat dari penciptaan sumber
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016, Industri Pengolahan memiliki sumber
pertumbuhan tertinggi sebesar 0,92 persen, dikuti Perdagangan Besar-Eceran;
Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 0,53 persen dan konstruksi masing-masing
sebesar 0,51 persen.
Pertumbuhan
Ekonomi Tahun 2017
Ekonomi Indonesia
Tahun 2017 tumbuh 5,07 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha.
Informasi dan Komunikasi mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 9,81 persen,
diikuti oleh Jasa Lainnya sebesar 8,66 persen; dan Transportasi dan Pergudangan
sebesar 8,49 persen.
Bila
dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017,
Industri Pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,91 persen,
diikuti Konstruksi sebesar 0,67 persen, dan Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi
Mobil-Sepeda Motor sebesar 0,59 persen.
Struktur
perekonomian Indonesia menurut lapangan usaha tahun 2017 didominasi oleh tiga
lapangan usaha utama yaitu: Industri Pengolahan (20,16 persen); Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan (13,14 persen); dan Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi
Mobil-Sepeda Motor (13,01 persen).
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2018
Ekonomi Indonesia
tahun 2018 tumbuh 5,17 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 8,99
persen; diikuti Jasa Perusahaan sebesar 8,64 persen; dan Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial sebesar 7,13 persen.
Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 0,91 persen; diikuti Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 0,66 persen; Konstruksi sebesar 0,61 persen; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,50 persen; dan Informasi dan Komunikasi sebesar 0,36 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia dari lapangan usaha lainnya sebesar 2,14 persen.
Struktur PDB Indonesia
menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada tahun 2018 tidak
menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh
Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 19,86 persen; diikuti oleh
Perdagangan Besar- Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 13,02 persen;
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 12,81 persen; dan Konstruksi sebesar
10,53 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian
Indonesia mencapai 56,22 persen.
Berikut
perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak 2014
Pertumbuhan ekonomi sejak kuartal I 2014 berada diangka 5,21 persen dan
terus mengalami penurunan pada Kuartal II diangka 5,12 persen, Kuartal III 5,01
persen dan Kuartal IV 5,01 persen.Tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kuartal I nail diangka 4,71 persen, Kuartal II turun diangka 4,67 persen, mengalami kenaikan pada Kuartal III diangka 4,73 persen dan naik pada di Kuartal IV diangka 5,04 persen.
Tahun 2016 pada Kuartal I kembali mengalami penurunan 4,92 persen, Kuartal II berada diangka 5,18 persen, Kuartal II 5,02 persen dan Kuartal IV diangka 4,94 persen.
Pasa tahun 2017 tepatnya Kuartal I pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan diangka 5,01 persen, Kuartal II diangka 5,01 persen, Kuartal III naik diangka 5,06 persen dan terus mengalami kebaikan di Kuartal IV dengan pertumbuhan ekonomi yang dicatatkan sebesar 5,19 persen.
Kuartal I 2018 angka pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan diangka 5,06 persen dan mengalami kenaikan pada Kuartal II diangka 5,27 persen.
Sumber referensi
:
Comments
Post a Comment